BlogOtomotif
– Masih ingatkah sobat dengan komentar dari Johnny Darmawan – Presiden
Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) yang menyatakan bahwa sistem ganjil
genap bukan suatu kebijakan yang tepat untuk mengatasi macet namun
justru memberi keuntungan pada para penjual mobil ? (Baca : Kebijakan Sistem Ganjil Genap Justru Untungkan Toyota).
Beberapa waktu yang lalu ternyata hal yang senada juga datang dari Main Dealer Honda wilayah Jakarta dan Tangerang, PT Wahana Makmur Sejati (WMS) yang berpendapat bahwa program nopol ganjil genap akan justru menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi beberapa pihak tertentu terkait penjualan sepeda motor di Jakarta.
Olivia Widyasuwita yang merupakan Dealer Development Head, Marketing Development WMS secara blak-blakkan memprediksi bahwa jika kebijakan tersebut benar-benar direalisasikan maka para pemilik mobil akan menyiasati program ini dengan cara beralih menggunakan sepeda motor. Dan bila hal itu yang terjadi maka otomatis penjualan sepeda motor di Jakarta akan terdongkrak naik dan Dealer Motor Honda akan menjadi salah satu pihak yang diuntungkan.
Prediksi tersebut rasanya bisa dikatakan hampir mendekati kebenaran mengingat program nopol ganjil genap baru akan diterapkan pada mobil saja. Sedangkan penerapan pada sepeda motor, kabarnya masih harus dikaji lagi. Lagipula kalau sampai para pengguna motor juga ikut-ikutan terkena imbas kebijakan ini maka penerapannya sudah pasti akan sangat susah sekali dan para polisi lalu lintas pasti bakal meminta kenaikan gaji (nah lho, jadi masalah baru lagi khan?).
Namun yang jadi masalah jika hal ini benar-benar terjadi maka sudah bisa dipastikan bahwa jalanan padat di kota Jakarta kelak bakal tambah semerawut berkat semakin banyaknya pengguna sepeda motor yang lebih banyak ngawurnya ketimbang benernya.
Memang hingga saat ini pengguna kendaraan roda dua tidak dapat disalahkan jika harus mencari kambing hitam atas kemacetan di Jakarta. Namun jika harus mencari siapa yang harus disalahkan jika jalanan yang sudah padat merayap tersebut menjadi tambah semerawut-acakadul maka semuanya pasti setuju jika tersangkanya dijatuhkan pada para pengguna sepeda motor yang sering ugal-ugalan dan seenaknya sendiri karena merasa dapat bergerak lebih fleksibel ketimbang para pengendara mobil (tapi ini tidak berlaku untuk semua pengendara motor lho ya, hanya beberapa saja).
Lha kalau benar nantinya penjualan motor akan merangkak naik berkat kebijakan ganjil genap yang direalisasikan maka sudah bisa dipastikan nasib jalanan di Jakarta tidak akan mengalami kemajuan yang berarti. Jad kembali lagi pada pertanyaan awal sejak wacana ini mulai dikeluarkan yakni : Apakah Kebijakan Nopol Ganjil-Genap Ini Akan Efektif ?. Kita lihat saja perkembangannya kelak. Sekedar mengingatkan jika anda ingin tahu apa dampak dari kebijakan serupa yang telah dianut oleh beberapa kota di negara lain, silahkan baca di : 5 Kota Besar Penganut Sistem Nopol Ganjil Genap.
tags: Dampak Sistem Ganjil Genap, Honda, Kebijakan Pemerintah, Peraturan Lalu Lintas, Regulasi Pemerintah, Ruas Jalan Sistem Ganjil-Genap, Rubrik, Rubrik Otomotif, Sistem Genap Ganjil, Solusi Mengatasi Macet, Stiker Ganjil Genap
Beberapa waktu yang lalu ternyata hal yang senada juga datang dari Main Dealer Honda wilayah Jakarta dan Tangerang, PT Wahana Makmur Sejati (WMS) yang berpendapat bahwa program nopol ganjil genap akan justru menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi beberapa pihak tertentu terkait penjualan sepeda motor di Jakarta.
Olivia Widyasuwita yang merupakan Dealer Development Head, Marketing Development WMS secara blak-blakkan memprediksi bahwa jika kebijakan tersebut benar-benar direalisasikan maka para pemilik mobil akan menyiasati program ini dengan cara beralih menggunakan sepeda motor. Dan bila hal itu yang terjadi maka otomatis penjualan sepeda motor di Jakarta akan terdongkrak naik dan Dealer Motor Honda akan menjadi salah satu pihak yang diuntungkan.
Prediksi tersebut rasanya bisa dikatakan hampir mendekati kebenaran mengingat program nopol ganjil genap baru akan diterapkan pada mobil saja. Sedangkan penerapan pada sepeda motor, kabarnya masih harus dikaji lagi. Lagipula kalau sampai para pengguna motor juga ikut-ikutan terkena imbas kebijakan ini maka penerapannya sudah pasti akan sangat susah sekali dan para polisi lalu lintas pasti bakal meminta kenaikan gaji (nah lho, jadi masalah baru lagi khan?).
Namun yang jadi masalah jika hal ini benar-benar terjadi maka sudah bisa dipastikan bahwa jalanan padat di kota Jakarta kelak bakal tambah semerawut berkat semakin banyaknya pengguna sepeda motor yang lebih banyak ngawurnya ketimbang benernya.
Memang hingga saat ini pengguna kendaraan roda dua tidak dapat disalahkan jika harus mencari kambing hitam atas kemacetan di Jakarta. Namun jika harus mencari siapa yang harus disalahkan jika jalanan yang sudah padat merayap tersebut menjadi tambah semerawut-acakadul maka semuanya pasti setuju jika tersangkanya dijatuhkan pada para pengguna sepeda motor yang sering ugal-ugalan dan seenaknya sendiri karena merasa dapat bergerak lebih fleksibel ketimbang para pengendara mobil (tapi ini tidak berlaku untuk semua pengendara motor lho ya, hanya beberapa saja).
Lha kalau benar nantinya penjualan motor akan merangkak naik berkat kebijakan ganjil genap yang direalisasikan maka sudah bisa dipastikan nasib jalanan di Jakarta tidak akan mengalami kemajuan yang berarti. Jad kembali lagi pada pertanyaan awal sejak wacana ini mulai dikeluarkan yakni : Apakah Kebijakan Nopol Ganjil-Genap Ini Akan Efektif ?. Kita lihat saja perkembangannya kelak. Sekedar mengingatkan jika anda ingin tahu apa dampak dari kebijakan serupa yang telah dianut oleh beberapa kota di negara lain, silahkan baca di : 5 Kota Besar Penganut Sistem Nopol Ganjil Genap.
tags: Dampak Sistem Ganjil Genap, Honda, Kebijakan Pemerintah, Peraturan Lalu Lintas, Regulasi Pemerintah, Ruas Jalan Sistem Ganjil-Genap, Rubrik, Rubrik Otomotif, Sistem Genap Ganjil, Solusi Mengatasi Macet, Stiker Ganjil Genap